Saturday, October 31, 2015

// // Leave a Comment

How To Hack Wi-Fi Using Android Phone (Top 3 Methods)

 After getting a lot of mails i finally decided to write this post many of the user's always ask me the question How to hack Wi-Fi Network using android phone So, this tutorial is for you guys.Please before learning this trick you must know that hacking is illegal Don't try to access other's network without there permission.This tutorial is only for educational purpose i am not responsible if you misuse this trick.Today i will teach you 3 best methods to Hack Wi-Fi using Android Phone.



                                                                                     




3 Best methods to Hack Wi-fi using Android Phones

Method 1: Hacking of WPA2 WPS Routers

Step 1: Firstly, if your android phone isn't rooted, try to root it, and also make sure that such android phone have a Broadcom bcm4329 or bcm 4330 chipest unlike the Nexus 7, Galaxy S1/S2, Nuxus 1, Htc Desire HD, etc. The presence of Cyanogen ROM on your device can be of use to make the bcmon app work through.

Recommended: How to use multiple G-Mail Account In 1 Android Phone


Step 2: Then download and install bcmon, it's essential because it helps monitor mode on your broadcom chipest that helps in the PIN Cracking.

Step 3: After installation, run the app and tap "monitor mode" option.

Step 4: Download and Install Reaver app which helps to crack the WPS Pin to retrieve the WPA2 passphrase.

Step 5: After installation of reaver app, launch it and do an on-screen confirmation, which is, confirming that you're not using it for illegal purpose, then tap the APN or access point you'd wish to crack and continue. Most times, you might need to verify monitor mode to proceed, and this would cause the bcmon to open again.

Step 6: Verify your settings and also make sure that you've checked the Automatic Advanced settings" box.


Step 7: Finally, start cracking process by tapping start attack, at this final stage, it can take 2-10hrs for the cracking of WPS to be successful.



Method 2: Hacking of WEP Routers


Step 1: Firstly, if your android phone isn't rooted, try to root it, and also make sure that such android phone have a Broadcom bcm4329 or bcm 4330 chipest unlike the Nexus 7, Galaxy S1/S2, Nuxus 1, Htc Desire HD, etc. The presence of Cyanogen ROM on your device can be of use to make the bcmon app work through.


Step 2: Then download and install bcmon, it's essential because it helps monitor mode on your broadcom chipest that helps in the PIN Cracking.


Step 3: After installation, run the app and tap "monitor mode" option.


Step 4: Then tap the "Run bcmon terminal" option and type "airodump-ng" and Enter. Once the airodump loads finish, you would be directed to the prompt command in which you're to type "airodump-ng wlan0" then tap the Enter button.


Step 5: In this stage, a Mac address would appear, in which you're to jot down.


Step 6: Start scanning the channel by collecting information from the access point before attempting to crack the password, then type, "airodump-ng -cchannel#--bssidMAC address-w output ath0" and tap enter, then it would start scanning, try scanning till it reaches 20,000 - 30,000 packets.



Step 7: To finally crack the password, return to the terminal, but make sure you've reached the suitable number of packets, then type "aircrack-ng output*.cap" and tap enter at the terminal.


Step 8: Once the password is cracked successfully, you would receive a message alerting, 'Key Found' and would display the key in hexidecimal form. So when entering the key, make sure you eliminate the dots '.' or double dots ':', i.e if it displays 12:34:56:78:90, then enter 1234567890 as the code.

Note:- THIS IS ONLY FOR EDUCATIONAL PURPOSE
Read More

Tuesday, October 27, 2015

// // Leave a Comment

Jalan-jalan ke Shanghai, Berakhir Aduhai

Gedung tinggi menjulang, lampu berwarna-warni, menjadi pemandangan yang memanjakan mata setiap hari. Mungkin hal itu bikin elo pengin tinggal di luar negeri. Begitu juga gue. Pas gue ngeliat film-film Jackie Chan, gue jadi pengin main ke China. Karena, konon China itu negara yang cukup digdaya.


Pemandangan semacam ini, bikin gue semakin nafsu buat main ke sana. Itulah kenapa, gue mutusin buat main ke Shanghai! Yeay! Beberapa teman sempat mengingatkan untuk memilih kota lain aja, tapi gue nggak mempedulikan mereka. Karena, gue jalan-jalan bukan untuk nyari kesenangan, melainkan keresahan. Keresahan untuk apa? Untuk ditulis menjadi sebuah buku. Hihi!

Wah.. Imigrasi China menerima kedatangan Alien

Tapi setelah gue nyampe di Shanghai, segala ekspektasi gue atas indahnya kota itu pun bubar jalan. Karena, kenyataannya pemandangan yang gue liat di Shanghai pas siang hari adalah seperti ini.


This city is only good to hang out at night

Iya, itu semua adalah polusi udara, berkat banyaknya industri di sekitar sana. Yah, lo pasti tau lah, hampir semua barang di bumi ini dibuat di China. Makanya, wajar aja kalo di China banyak pabrik. Jadi, ya begini deh efeknya. Faktanya, sangking buruknya polusi udara di Shanghai, konon efeknya setara dengan menghisap 12 batang rokok setiap hari. Sedih.


Selain soal polusi udara, ada beberapa hal nggak wajar yang gue alami di sana. Ini beberapa di antaranya:

Kriminalitas
Gue ingat, hari pertama gue sampai di Shanghai, gue main-main ke Yu Garden. Di sana, deket juga area pasar tradisional gitu. Gue bisa beli pernak-pernik buat oleh-oleh temen-temen kantor. Nah, uniknya, gue kira Yu Garden ini bakal bagus dan damai banget. Kenyataannya, tempatnya cuma kayak kolam ikan  di rumah sakit yang ada jembatan kecilnya gitu. Di mana, pengunjungnya terlalu banyak, sampai susah buat gerak. Duh.


Potongan rambut hipster

Inilah kehidupan Ranger-Pink saat ini

Balik dari tempat itu, tepatnya pas nunggu taksi, gue tiba-tiba disamperin orang berhidung mancung, namun berkulit agak gelap. Dia ngeluarin sebuah iPhone dari kantongnya, terus cuma bilang, "Hrr.. Hrr.. Hrr.." Sambil buka info di iPhone itu. Iya, cara ngomong dia mirip anggota suku pedalaman yang masih suka melakukan ritual Kanibalisme. Gue sempet takut, tapi gue kembali inget, takut itu cuma sama Allah. Gue pun tenang kembali.

Awalnya, gue kira dia mau minta bantuan gimana caranya buat nelpon mantan, ternyata setelah gue pahami lebih lanjut, dia mau menjual iPhone-nya. Dia menjual iPhone itu seharga CNY 1000, atau kalau dirupiahkan menjadi 2 jutaan. Gue curiga dong, kok ada iPhone harganya 2 juta? Gue kira itu iPhone bajakan versi China.

Tapi ternyataaaaa... Gue yakin itu iPhone hasil nyopet. Soalnya, dia nggak bisa ngasih box dan kelengkapan lainnya. Dan yang paling penting, tuh iPhone masih kena iCloud Lock, di mana yang bisa buka kuncinya adalah pemilik aslinya. Jadi, selama iCloud Lock belum bisa dibuka, si pemilik masih bisa dengan mudah nemuin iPhone itu via GPS. Wah.. Gak lucu banget kalo gue ditangkep polisi China cuma gara-gara dianggep sebagai penadah hape colongan. Gue pun menolak penawaran mas Kanibal itu, kemudian dia terlihat tersinggung, lalu ngedorong gue, dan dia lari. Indah sekali hari pertama gue di China.

Kendala Bahasa
Gue kira, dengan menguasai bahasa Inggris secara baik itu bisa memudahkan gue buat pergi ke penjuru manapun di dunia. Tapi ternyata, pemikiran itu berubah ketika gue sampai di China. Begitu sampai di China, gue sangat kesusahan buat nemuin orang yang bisa berbahasa Inggris. Semacam 1 banding 100. Misalpun nemu orang yang bisa berbahasa Inggris, logatnya Chinglish (Chinese English) banget, di mana perlu kecerdasan ekstra untuk mengerti yang dia maksud. :(

Bahkan, sebagian staf di hotel yang gue tempatin pun, susah buat nemuin orang yang bisa berbahasa Inggris dengan baik loh. Jadi, ceritanya, malem-malem gue laper. Gue nelpon resepsionis buat mesen makanan. Gue bilang, "Can I order some food?" Dia jawab, "No." Terus, gue jawab lagi, "Why?", jawaban dari dia berikutnya adalah, "Ni xian wen toajdfoajedlkfjasdf werahdfalkjad." Gue pun nutup telpon dan milih buat lompat ke sini pake parasut.



Pemandangan depan kamar gue. Bisa lompat kalo udah lelah sama hidup.

Selain kendala bahasa lisan, ternyata di China, sebagian besar tempat usaha menggunakan tulisan China. Jadinya, gue nggak ngerti yang gue masukin itu restoran atau rental PS. Itu adalah hasil dari kebijakan pemerintah China, di mana waralaba/tempat usaha dari luar negeri yang mau membuka cabang di China, harus mau memakai branding China. Pokoknya, China itu negara yang sebenarnya keren. Negara yang sangat menjaga identitasnya, dan tidak mau banyak terpengaruh negara luar. Mereka tidak mau "menjual" negaranya agar bisa dianggap maju. Dengan kebijakan semacam itu, akhirnya, gue pun milih buat makan di tempat yang sudah pasti-pasti aja, dengan menebak logo produknya. Di titik ini, gue ngerasain beratnya hidup orang bisu, tuli, dan sekaligus buta huruf. Sad.


Ini nggak mungkin panti jompo, kan?

Tapi ada hal lucu juga kalo mengingat orang di China banyak yang nggak ngerti bahasa Inggris. Yang efeknya adalah, banyak orang sana yang make atau jualan kaos berbahasa Inggris tanpa ngerti artinya apa.





Gue kira, kaos semacam itu cuma ada di 9gag aja. Ternyata emang beneran ada di China. Kocak! :)))

Lalu Lintas
Awalnya, gue kira lalu lintas di Shanghai bakal sekeren di Singapura atau Hongkong. Di mana pengendaranya tertib-tertib, ada Metro yang bakal mudah nganter kita ke semua tempat di kota itu. Kenyataannya, hal semacam itu enggak terjadi di Shanghai.

Soal taksi, pas di sana gue nemuin supir taksi yang nggak mau pake Argo, alias nembak tarif (sounds familiar). Lalu, soal pengendara motor di Shanghai, mungkin mirip sama sebagian pengendara motor di Indonesia. Suka berkendara ke mana-mana tanpa helm, atau nerobos lampu merah.

Ngopi dulu di tengah jalan, ah~

Oiyah, sepeda motor di Shanghai, nggak seperti motor di Indonesia. Kalo di Indonesia, motor itu seperti benda yang bisa dibanggakan buat dapetin cabe-cabean. Di China, motornya cuma ada 2 tipe:

- Skuter matic
- Skuter electric

Di mana, bentuk motornya ya bakal sangat mengenaskan. Setiap ada bagian yang patah, bakal dilakban doang. Yang penting mah, bisa jalan, nggak buat bangga-banggaan atau balapan.





Hayuk Dek, kita jalan-jalan keliling kota. Adek masuk ke Box, ya!

Internet Menyiksa 
Ini yang sempat gue lupa saat mempertimbangkan untuk bepergian ke China. Ternyata, pemerintah China memblokir banyak banget website-website Sosial Media. Sehingga gue kesulitan buat berbagi momen di Twitter maupun Facebook. Hal itu beralasan, mungkin pemerintah takut ada terbentuk komunitas-komunitas yang bisa membahayakan posisi mereka. Seperti yang terjadi di revolusi Mesir beberapa tahun lalu. Berkat bantuan Facebook, rakyat Mesir mampu menggulingkan kekuasaan Hosni Mubarak. Sehingga, hampir segala akses internet penduduk di China, dimata-matai oleh pemerintahnya. Hiii..

Untuk bisa mengakses sosial media atau website yang di-block, gue terpaksa pake VPN. Lumayan ribet, dan internetnya leleeeet.. Duh.. Wajar deh kalo orang-orang di China susah ngikutin perkembangan tren di sosial media dunia. Besyukurlah wahai kita para pengguna sosial media yang tinggal di negara yang masih bebas berkicau. Tapi jangan sampai kebebasan kita kebablasan ya. Nanti internet kita difilter juga loh. Hiiii..

Sikap Masyarakat Sana
Mungkin ini cuma di Shanghai, yang memang sebuah kota besar di sana. Orang-orang terlihat individualis dan kurang ramah (kayaknya penduduk di hampir setiap kota besar begitu juga). Sebagai contoh, sebagian orang yang mau gue tanyain soal jalan, begitu paham kalo gue nggak bisa bahasa China, mereka langsung berlalu begitu saja. Nyesek sih..

Selain itu, gue juga agak sedih sama kecuekan orang-orang di sana. Jadi, ceritanya sore itu gue mutusin buat jalan kaki mengelilingi pedestrian area untuk ngambil foto-foto gedung di atas. Sebelum gue berangkat, gue taruh kaca mata minus gue di kantung bagian dalam kemeja. Lalu, saat gue lagi jalan kaki, gue denger suara "Klothak!", semacam benda jatuh gitu. Saat itu ada banyak orang di belakang gue juga, gue kira hape mereka jatuh atau semacamnya. Gue lanjut jalan.

Begitu gue nemu spot asyik buat motret, gue rogoh kantung kemeja gue buat ngambil kacamata. Dan.. kacamatanya enggak ada.


Dear desainer kemeja ZARA, gue pengin nonjok muka lo karena ngedesain kantung mubadzir begini.

Gue jadi inget momen sebelumnya, pas gue denger suara "Klothak!" itu. Iya! Itu pasti kacamata gue! Tapi kok orang-orang di belakang gue nggak ada yang mungutin atau manggil gue sih? Apa segitu cueknya mereka kepada sesama? Akhirnya, sejak hari itu, mata gue burem. Gue balik hotel, memutuskan untuk beli tiket pesawat balik secepatnya. :(

Oiyah.. Selama di sana, gue ditemenin jalan-jalan sama sahabat gue, namanya Ayas. Dia adalah seorang mahasiswi PhD di Universitas Manchester, UK. Cerdas? Iya. Gila? Iya banget.


Nih, kelakuan Ayas waktu main di sana. Dia melakukan tarian pemanggil hujan di kuil. Dan berkat skill-nya yang keren dalam hal fotografi, foto gue selama di China, jadinya begini:

Lupakan soal fokus, kuilnya bagus!

Apakah selama di China, gue cuma berduaan ama dia? Enggak. Yang bener, gue nemenin dia jalan-jalan sama pacarnya.

Gue memutuskan buat balik duluan, karena gue udah nggak tahan melihat kemesraan mereka. Gini amat rasanya hidup tanpa pasangan, bisa jalan-jalan, tapi tetep kesepian. Hiks.

Nah, itulah beberapa cerita gue mengenai kota Shanghai. Buat lo yang mau main ke China, gue saranin mending ke Beijing aja. Di sana udaranya seger, suhunya dingin, dan banyak tempat-tempat bersejarah seperti Tembok Besar China, atau Forbidden City. Recommended banget. Kalo ditanya, apakah gue menyesal udah jalan-jalan ke Shanghai? Tentu tidak. Semua kembali ke tujuan awal, gue sengaja ke sana untuk mencari keresahan, bukan kesenangan.

Dari perjalanan kemarin, gue belajar. Memang yah, kadang sesuatu itu cuma indah untuk dikagumi, bukan dikenali lebih jauh. Karena begitu kenal lebih jauh, rasa kagum bisa hilang gitu aja. Hal ini nggak cuma berlaku untuk sebuah kota, bisa juga berlaku bagi seorang idola atau gebetan. Ada gebetan yang hanya menyenangkan saat sedang pendekatannya, tapi saat dimiliki, hambar-hambar aja.

Ada yang pernah ke China juga? Share pengalaman lo di kolom komentar, ya!
Read More

Monday, October 26, 2015

// // Leave a Comment

7 Wi-Fi Tweaks to Increase Your Internet Speed By 10x

Chances are if you have a wireless internet connection at your home, you have had some trouble with the speed of the connection at least once before. That being said, a slow wireless connection can be frustrating to deal with. You are probably paying good money to your internet service provider, so slow speed is something you should not have to deal with, right? Well, the truth is wireless speed can be affected by a number of things. Luckily there are some Wi-Fi tweaks you can try that should help boost your speed and get you rolling in no time.

1. Reposition Your Router

The position of your wireless router plays a major role in the speed and strength of your wireless connection. If you are having trouble, you should try to reposition your router in a centrally located area, where the signal can equally reach each wireless device in your house. If your router is near an outside wall, try to move it closer to the middle of your house. Routers that are placed near outside walls can send some of the signal outside, which can risk your wireless connection’s strength and speed.

2. Purchase a Wireless Signal Repeater

Adding a wireless signal repeater to your home network can greatly increase the speed of your connection. A repeater works by extending your signal without having to add any additional wires. All you have to do is simply place the wireless repeater in a location that is between your router and your wireless device(s). It will instantly boost the wireless signal that is sent from the router to your devices, meaning faster speeds for you.

3. Install a New Antenna

Most wireless routers come standard with an omnidirectional antenna, meaning it broadcasts the wireless signal in a circular radius to reach various places in your home. If your router is in a perfectly centered location between all of your wireless devices, this is probably fine. But if your router isn’t perfectly centered among devices, you should think about replacing the existing antenna with a stronger one, known as a high-gain antenna. You can usually remove your old antenna and replace it with one of these stronger antennas to boost your signal strength, therefore increasing the speed of your connection. Another perk of a high-gain antenna is its ability to focus the wireless signal in any direction you prefer.
Increase Wireless internet Speed


4. Use One Brand of Equipment

You may not think that using different brands of equipment can reduce the speed of your wireless connection, but in reality it can. If you use different brands of equipment, your components may not work as efficiently. This is because many manufacturers of wireless networking equipment pre-install enhancements in all of their products. These enhancements can boost speed, but will only work if products from the same manufacturer are used simultaneously. If you are using various brands of equipment and your speed is suffering, this is definitely worth a try.

5. Reduce Frequency Interference

Many household electronics, such as cordless telephones and baby monitors, run at the same frequency as wireless routers. This means that these electronic devices can interfere with the wireless signal that is being broadcast from your router, which can affect the speed and performance of your connection. Check the box of your router to see what frequency it runs at, and try to avoid using other electronic devices that operate at the same frequency. You can also try to change the channel on your router to avoid frequency interference.

6. Check for Firmware or Driver Updates Regularly

The manufacturers of wireless routers and network adapters often release firmware or driver updates that can improve the function of your wireless connection. You can find and download these updates at the manufacturers’ websites. Updates are usually done to fix issues, add features, and strengthen your equipment’s performance. Check for these updates on a regular basis to make sure your firmware and drivers are always kept up to date.
Read More

Sunday, October 18, 2015

// // Leave a Comment

The New Apple Pencil Sketches New Shade on an Old Idea

The Apple Pencil is upon us. While it's not a new concept, it does deserve a more in-depth look at its features and abilities. It's essentially a stylus for the iPad, and it's introduction is a bit shocking to followers of Apple products. Steve Jobs is well-known for stating his disinterest in creating a stylus of the iPad. He routinely pointed out that your finger was the best pointing device. With the new CEO of Apple Tim Cook taking the reigns, it seems some big changes are coming to Apple products. If you take a closer look, you'll find there are actually several features that make this pencil a really good idea.

It Enhances Precision

Your finger is convenient, and it worked well with the iPad when it was in its infancy. However, as the technology has improved and app developers are creating new technology, it's become necessary to introduce a more precise pointing mechanism. Of course, it wouldn't be an Apple product if it didn't do something other products can't do. The Apple Pencil detects position, force and tilt. The pencil should act as a catalyst for app developers to start making apps that take full advantage of the stylus. It can also use your iPad to keep itself charged when you're not using it.

How It's Made

The Apple Pencil is made to work with your iPad software. A stylus that you can buy in the store uses passive technology. They are just replacements for your fingers. It much the same way as checkweighers work, the Apple Pencil can sense the amount of pressure you are using. The Apple Pencil and the display are two parts of the same device. The Apple Pencil works with the technology of the display to use both pressure and angle sensing. It's made to work only with the iPad, so you can't use this device with other systems. The device offers very little lag, it connects quickly and it automatically charges when you're not using it. For it to work properly, most of the touchscreen has to be able to sense hand pressure and differentiate it from the Apple Pencil.

It Annotates Better

When Apple demoed the new Apple Pencil, they invited a representative from Microsoft on stage. The purpose was to demonstrate how the pen worked in Microsoft Office. The representative demonstrated how items can be circled in documents, and shapes can be drawn directly on PowerPoint slides. Once the objects are drawn, they can be easily converted into graphic objects for placement anywhere in the document. Overall, the stylus worked very well and seemed to make the process of editing documents much more productive.

It Draws Better

One of the issues many users report with using a stylus, is that the image doesn't appear on the screen instantly. With the Apple Pencil, when you draw something it appears instantly. This is a crucial step forward that makes it an ideal object for artists who work in graphic design. The ability to detect pressure, force and tilt will enhance shading and dimension in graphics. It works well in Adobe Photoshop FX, and it should also find its way into several other applications that are useful for graphic design.

The question of why Apple would decide to design a stylus after all these years is an important one. It seems that the stylus will appeal mostly to graphic designers and business professionals who need to mark up their documents on the go. The stylus won't work with the iPhone, and it's likely going to require you to purchase a new iPad to get the functionality. This device should help to spur new iPad purchases, and Apple can continue to raise the bar on future incarnations to make it even more feature-rich. It offers a more life-like experience than when using other stylus products. Ultimately, the new Apple Pencil works much more like a real pencil.
Read More

Friday, October 16, 2015

// // Leave a Comment

iOS 9 – iOS 9.0, iOS 9.0.1, and iOS 9.0.2 has been jailbroken | blog-windows Blog

iOS 9 – iOS 9.0, iOS 9.0.1, and iOS 9.0.2 has been jailbroken

The Chinese Pangu jailbreak team has once again surprised everyone by releasing the first untethered jailbreak tool for iOS 9 – iOS 9.0, iOS 9.0.1, and iOS 9.0.2.



The untethered jailbreak is a jailbreak where your device don't require any reboot every time it connects to an external device capable of executing commands on the device.

The Pangu team released their iOS 9 jailbreak into the wild instead of submitting it to Zerodium, a company which promised a $1 Million reward for iOS 9 jailbreaks.

How to Jailbreak iOS 9.0, 9.0.1 and 9.0.2?
Jailbreaking is a process of removing limitations on Apple's iOS devices so you can install third party software not certified by Apple.

Before proceeding to Jailbreak your device, back up all personal data of your device using iCloud or iTunes.

Also, Disable any Anti-virus programs or firewalls that could prevent Pangu from connecting to the Internet.
Now, let’s start. Follow these steps to jailbreak your iPhone, iPad and iPod touch running on iOS 9.0, iOS 9.0.1 or iOS 9.0.2 using Pangu iOS 9 Jailbreak Tool:

Step 1: Download Pangu jailbreak tool for iOS 9.

Step 2: Connect your device to your PC using the USB cable.

Step 3: Turn ON Airplane mode and Turn OFF Passcode from Settings -> Touch ID & Passcode

Step 4: Turn OFF Find my iPhone from Settings -> iCloud -> Find my iPhone.

Step 5: Now Launch Pangu 9 as an Administrator. For this, Right Click on the Pangu exe file and select the Run as Administrator.

Step 6: Once this is done, click on the blue Start button in the center for Jailbreak to begin.

Step 7: Another window appears, Click on Already Backup to continue.

Step 8: This will install two apps – Pangu and WWDC – on your iOS device and automatically
reboots your device, and prompt you to enable Airplane Mode again.

Step 9: Once you enable the Airplane Mode, the tool will continue the jailbreaking process.

Step 10: It will again prompt you to unlock your device and run Pangu app from the Home screen.

Step 11: Next, it will ask you to give access to the Photos app. Click Allow, however, it is not clear why it requires access to the Photos app. We will update the post as soon as we get more information on this.

Step 12: After a short while, your iOS device will reboot again, and the Pangu tool will flash a message that your device is "Already Jailbroken."

You can now safely close the Pangu app on Windows. You will find Cydia icon on the Home screen of your iPhone, iPad, or iPod.

What you Need to Know Before Jailbreaking your Device
                        Jailbreaking violates your End User License Agreement with Apple and also exposes your iOS device to security bugs and puts your personal data at risk (for which you won’t get help from Apple when anything goes wrong).
Jailbreaking open ups your device to iOS malware such as KeyRaider and YiSpector that specifically targeted iOS users with jailbroken devices.
Compatible iOS Devices
This untethered jailbreak, currently available for only for Windows users, is compatible with all iOS 9-supported versions of Apple devices, including:
iPhone 6s and iPhone 6s Plus
iPhone 6 and iPhone 6 Plus
iPhone 5s, iPhone 5c, and iPhone 5
iPhone 4S
iPod touch 5 and 6
iPad Mini 1, 2, 3 and 4
iPad 2, 3 and 4
iPad Air 1 and 2
Your Good comments Encourages me to keep posting Nice Articles so keep Commenting & Sharing
Read More

Saturday, October 10, 2015

// // Leave a Comment

Tip Agar Tidak Tertipu Saat Berbelanja Online

Gue adalah jomblo yang udah nggak percaya lagi sama cinta. Sehingga, gue pun sering ngerasa kesepian saat malam minggu tiba. Berawal dari keresahan itu, beberapa bulan yang lalu gue pun mencoba untuk membeli �teman� di online shop. Yang gue beli adalah sebuah robot. Iya, robot. Robotnya nggak berbentuk Aura Kasih kok, tapi mirip sama robot perang. Awalnya, gue keracunan iklan robotnya di Youtube. Robot itu bisa joget, bisa karate, dan gue berharap, dia bisa gue suruh beli mie instant di warung.

Setelah penjual mengkonfirmasi barang itu masih ada, gue pun transfer duit ke penjualnya, dan gue kirim bukti transfer via chat. Setalah uangnya sukses ditransfer, mendadak tuh orang nggak bisa gue kirimin chat lagi, gue coba telpon pun nggak aktif nomornya. Gue sebel. Gue berasa di-PHP-in oleh gebetan yang udah banyak gue kasih pengorbanan. Saat itu, gue doain si penipu giginya bisulan.

Nah, berbekal dari pengalaman itu, gue pun segera mencari tau tentang cara-cara agar belanja online lebih aman. Gue nggak mau ketipu lagi, duit ilang, barang nggak datang. Dari apa yang gue pelajari, gue menemukan beberapa tip agar kita nggak ketipu saat belanja online. Karena gue adalah sosok pria tampan, baik, dan bijaksana, gue bakal berbagi tip yang udah gue pelajari ini kepada kalian. Here they are:

Jangan Tergiur Harga
Buat kalian yang suka nyari hape di market-place online, atau suka nongkrongin Home Facebook, pasti sering nemuin ada orang jual smartphone sekelas iPhone dengan harga 1,5 juta � 2 juta. Penjualnya sih berdalih tuh barang black-market alias tanpa bayar pajak cukai, makanya murah.



Tapi kalo mau lebih jeli lagi untuk mengenali barang itu, silakan cek di website officialnya, iPhone 6+ paling murah mah 9 jutaan. Tanpa pajak tuh harganya segitu. Nah, kalo tuh orang jual iPhone seharga 1,6 juta, artinya si penjual ngesubsidi pembeli sebesar Rp.7,4 juta. Wah.. Nih orang kalo nggak nipu, mungkin kebanyakan duit dan pengin berbaik hati kepada orang-orang yang berkantong pas-pasan yang pengin punya iPhone. Mulia sekali. Atau mungkin, iPhone yang dia jual itu terbuat dari tanah liat.

Hati-hati Saat Membeli Barang Bekas
Untuk kita-kita (termasuk gue), saat pengin sebuah barang yang harganya nggak sesuai dengan kodrat dompet, biasanya akan memilih barang bekas karena terjamin keasliannya, cuma pernah dipake orang lain aja.

Masalahnya, membeli barang bekas secara online itu ada resikonya juga. Secara, kita nggak sempet megang-megang dulu tuh barang. Kita nggak bakal tau gimana keadaan tuh barang. Apa aja yang udah rusak, atau apakah barang itu bekas dipakai, atau bekas diinjak gajah.

Jadi, saat lo berpikir untuk tetap membeli barang bekas, lo bisa ikutin cara gue. Pastiin untuk lebih jeli lagi sebelum membeli. Misal, tanya-tanya secara lebih detail mengenai kondisi barang kepada penjual. Apa aja kekurangan dari barang itu, sudah berapa lama barang itu dipakai, masih adakah surat garansi dari toko, dll. Biar lebih aman lagi, mintalah penjual memberikan garansi, apabila ternyata kondisi barang bekas yang dibeli tidak sesuai dengan yang dijelaskan, penjual harus bersedia mengembalikan uangnya (refund).

Reputasi Penjual
Untuk yang suka belanja secara online, sebelum memutuskan untuk transfer, pastikan dulu reputasi penjual memang baik. Cara ngecek reputasi seller di antaranya, dari testimoni pembeli-pembeli yang udah pernah beli di online shop dia.

Sayangnya, masalah testimoni ini pun sekarang udah banyak yang curang dengan cara membuat beberapa akun baru dan menulis testimoni palsu. Jadi, cara paling valid buat mengecek reputasi penjual adalah dari rekomendasi teman dekat yang pernah belanja di online shop yang sama. Ribet? Emang. Tapi seenggaknya duit aman. Mending ribet pas beli, daripada ribut pas ketipu.

CoD
Kepanjangan dari CoD adalah (Cash on Delivery), alias barang dibayar setelah barang dikirimkan. Tapi pada prakteknya, CoD di sini diartikan sebagai penjual bertemu dengan pembeli di dunia nyata. Setelah bertemu, mereka nggak jadian, tapi pembeli ngecek barang yang akan dibeli secara langsung. Saat pembeli merasa barangnya bener-bener cocok, baru deh pembeli ngasih duit ke penjual. Metode ini memang paling aman (kecuali si seller yang diajak ketemu ternyata anggota sindikat begal antar benua), tapi metode ini memang paling ribet. Kurang oke di zaman serba online ini.

Rekening Bersama
Mungkin ada sebagian dari kalian yang bingung apa maksudnya rekening besama. Bukan.. Bukan berarti kita harus bayar belanja pake rekening kelurahan. Gini penjelasan dari �rekening bersama�:

Pembeli membeli sebuah barang dari sebuah online shop, pembeli lalu mengirimkan uangnya ke �Rekening Bersama� ini. Penjual, mengirimkan barang kepada pembeli, lalu setelah pembeli mengonfirmasi barang yang dia terima sesuai dengan yang dia pesan, si �Rekening Bersama� ini akan mengirim uang dari pembeli kepada penjual. Nah, kalo si pembeli komplain, misal mau beli hape tapi yang diterima adalah sabun, maka si pembeli bisa agar duitnya ditahan dulu sama si Rekening Bersama sampai ada penyelesaian masalah itu secara win-win solution. Jadi, metode Rekening Bersama ini bikin pembeli merasa aman untuk belanja.

Kebetulan, fitur semacam itu udah ada di sebuah aplikasi marketplace yang sangat praktis, bernama Shopee. Jadi, Shopee ini adalah sebuah marketplace online yang berbasis aplikasi smartphone. Iya, lo bisa belanja maupun jualan dengan mudah via hape lo doang. Belanja maupun jualan, cukup klik-klik-klik dalam kurang dari satu menit di hape lo.



Fitur Shopee Guarantee adalah nama lain dari sistem rekening bersama seperti yang gue jelasin di atas. Jadi, pas lo nemu barang yang mau lo beli, tinggal klik beli, lalu lo transfer duitnya ke rekening Shopee. Inget, transfer duitnya ke rekening Shopee, bukan langsung ke rekening penjual untuk menghindari penjualnya kabur setelah menerima duit. Setelah Shopee mengonfirmasi bahwa duit lo udah masuk ke rekening Shopee, Shopee akan meminta penjual untuk mengirimkan barangnya ke elo. Begitu barang lo terima dan lo nmengonfirmasi ke Shopee bahwa tuh barang sesuai dengan barang yang mau lo beli, Shopee baru akan menransfer uang lo ke penjual. Aman banget kan?!



Serunya lagi, saat lo nemu barang yang menarik untuk dibeli, lo bisa nanya-nanya dulu ke penjual via chat yang ada di aplikasi Shopee. Lo bisa nanya macem-macem mengenai produk yang lo mau itu kepada si penjual, sehingga lo bisa lebih yakin buat beli tuh barang atau tidak. Selain chat, ada juga fitur sosial commerce yang bakal bikin lo bisa follow-followan, nge-like, dan lain-lain. Yang pasti, fiturnya ini bukan buat modus-modus nyari jodoh ya.



Buat para penjual, Shopee menyediakan fitur Sell Smart. Jadi, fitur ini akan menjadi semacam asisten lo dalam berjualan di Shopee. Fitur ini akan membantu mengorganisir orderan lo, lalu juga membantu lo mengatur daftar konsumen lo biar lebih mudah ngelayanin, dan serunya lagi, lo juga bisa ngecek gimana laporan penjualan lo. Apakah ada item yang penjualannya kurang oke, ataukah ada item yang penjualannya oke banget sehingga lo harus rajin re-stock. Semua udah diurusin sama fitur ini. Jadi, lo nggak perlu pusing ngitung ini-itu lagi.


The best part of this application is, it is FREE!! Baik pembeli maupun penjual yang nitipin �toko�nya di Shopee, tidak akan dipungut biaya apapun. Nggak ada biaya bulanan, maupun harian, ataupun potongan dalam tiap transaksi. Semua keuntungan, buat elo. Tuh kan.. Berjualan zaman sekarang, nggak perlu lagi nyewa lahan. Dagangan lo pun bisa dilihat oleh jutaan orang di dunia. Udah belanja aman, jualan mudah, seru kan? Sebenarnya masih banyak lagi fitur menguntungkan lainnya yang dikasih sama Shopee. Makanya, buruan download aplikasi Shopee di SINI (Android/iOS) dan mulai belanja atau jualan yuk!



Nah, itu aja beberapa saran gue buat kalian yang pengin belanja aman di internet. Btw, lo pernah ketipu pas belanja online, nggak? Coba ceritain di kolom komentar dong!
Read More