Sunday, March 8, 2015

// // Leave a Comment

Terlalu Posesif, Bikin Poseshit

Kemarin gue iseng main hashtag di akun twitter gue. Hashtagnya adalah #Poseshit yang isinya sebenernya menyindir kelakuan orang-orang yang terlalu posesif sama pasangannya. Awalnya gue ngetwit begini:


Tapi tiba-tiba temen-temen followers di twitter langsung pada tanggap dan ikut curhat pake hashtag #poseshit.


Sebagian dari mereka mengakui kalo yang ditweetin itu adalah true story, alias pacar mereka seposesif itu. So, hari ini gue bakal bahas efeknya sifat posesif dalam pacaran.

Dalam segala bidang, apapun yang berlebihan tentunya nggak baik. Bahkan misal itu kegiatan positif sekalipun. Misal, berlebihan makan, bisa bikin obesitas. Berlebihan olahraga, bisa bikin cidera. Berlebihan ibadah, bisa bikin lupa urusan dunia. Nah, dalam urusan cinta juga gitu. Saat rasa sayang terlalu berlebihan, pastinya akan memberi efek yang tidak menyenangkan. Orang yang terlalu sayang kepada pasangan akan cenderung menjadi:

1. Over protektif
Karena dorongan rasa sayang, akhirnya bikin orang itu akan mencoba menjauhkan orang yang disayang dari hal-hal yang dianggap bisa membahayakannya, atau membahayakan hubungan mereka. Mulai dari hal yang wajar, misal dia melarang pacar main malem. Sampai ke hal yang tidak wajar, misal dia melarang pacar bergaul sama teman lawan jenis.


Over protektif merupakan sifat yang tidak sehat dalam pacaran. Si pasangan bisa merasa hidupnya terlalu dibatasi. Mungkin memang benar, tujuan si over protektif itu menjauhkan pacar dari hal-hal yang merugikan. Tapi mungkin benar juga, tujuan si over protektif ini adalah mencoba mendominasi si pacar secara berlebihan untuk muasin egonya.

Kasian si pacar, dalam hidup kan kebutuhan untuk berkomunikasi nggak cuma sama pasangan doang. Dia juga pengin mengobrol dengan teman-temannya, dia juga pengin seru-seruan dengan dunianya. Mentang-mentang pacaran, bukan berarti dunia berasa milik berdua. Kita tetap butuh orang-orang di luar lingkup hubungan. Biar apa? Biar kalo lagi berantem sama pasangan nanti, kita nggak sendirian.

2. Over posesif
Selain terlalu 'melindungi' pasangan, terlalu sayang juga bisa bikin orang menjadi over posesif (merasa terlalu memiliki). Orang yang over posesif biasanya akan terlalu 'menempel' ke pasangan. Dia akan menunjukkan kepada dunia bahwa si pasangan adalah miliknya. Biasanya, dia juga bakal maksa pasangan buat mengakui ke publik bahwa dia sudah ada yang punya. Misal:

"Sayang.. Tolong ganti profile picture semua akun media sosial yang kamu punya dong."

"Pake foto apa sayang?"

"Pake foto kita berdua sedang ciuman. Biar nggak ada yang genitin kamu di internet."

"Sayang.. Tolong gilas saja aku pake becak."

Ya, orang over posesif bisa membuat keputusan-keputusan yang cenderung gila. Bahkan, over posesif juga bisa membuat seseorang menjadi gampang cemburu. Misal:

"Sayang, pinjem hape kamu!"

"Buat apa sayang?"

"Aku mau ngomelin cowok yang nge-Love moment kamu di Path! Kurang ajar, udah tau pacar orang masih di-Love segala!"

"Sayang, infus aku pake Wipol, plis.."

Hal-hal semacam itu akan membuat pasangan merasa malu kepada orang-orang yang melihat kelakuan pasangannya. Kalo terus terjadi, si pasangan bakal kehilangan teman karena teman-temannya akan menjauh, takut diomelin pacarnya. Sedangkan bagi pasangan yang diposesifin sendiri juga bakal ngerasa nggak dipercayai. Lalu buat apa punya hubungan kalo nggak punya kepercayaan?

3. Drama
Terlalu sayang biasanya terjadi pada pasangan yang masih seumur jagung pacarannya. Di mana rasa cintanya masih menggebu-gebu. Mereka yang baru dimabuk cinta, biasanya juga berharap untuk menjalani hubungan seindah cerita cinta yang mereka tonton di film-film atau TV. Iya, mereka akan cenderung menjalani hubungan penuh drama. Misal, obrolan sehari-hari bertaburan gombal.

"Sayang.. Meski ada badai topan di bumi ini, aku akan selalu bersamamu hingga mati."

Yah, walaupun pada prakteknya bisa jadi gini:

"Sayang.. ke sini dong.. Aku mau martabak!"

"Ntar ya sayang.. Masih gerimis nih."

Selain bertaburan gombal, orang drama kalo ngambek juga menjijikan. Biasanya mereka berharap seluruh dunia tau tentang masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka akan bertengkar di tempat umum, baik itu di dunia nyata, maupun perang di media sosial. Mungkin menjadi pusat perhatian saat bertengkar itu membuat mereka merasa seperti tokoh utama di drama Korea. Tapi faktanya, justru orang-orang kesal karena dipaksa melihat/mendengar kata-kata kotor yang saling mereka lemparkan.

Atau kadang mereka berbuat sesuatu yang ekstrim dramanya saat bertengkar, misal upload poto tangan yang mau disilet ke media sosial dengan caption, "Pokoknya kalo aku mati, salahin dia!"

Sedangkan pasangannya juga upload poto selfie di rel kereta dengan caption, "Pokoknya ini semua salah dia!"

Kalo gue jadi teman orang semacam ini di Media Sosial sih, gue bakal makin kompor-komporin satu sama lain, terus gue tonton lanjutannya sambil ngemil paha sapi hidup-hidup.

Oke.. kayaknya itu aja dulu yang bisa gue share hari ini. Semoga postingan ini mampu bikin orang yang terlalu sayang, tidak melakukan hal-hal gila seperti yang gue sebutin di atas. Karena kembali lagi, hubungan itu yang ngejalanin berdua. Sebaiknya hubungan itu bisa bikin nyaman dua-duanya. Kalo kamu nggak punya pasangan, kamu akan kehilangan sesuatu dalam hidup. Kalo kamu punya pasangan posesif, kamu akan kehilangan hidup.

Ya udah, dilanjut deh, baca tweet-tweet #Poseshit dari teman-teman ini, biar yang posesif makin paham kalo tingkahnya itu konyol:



Kalo kalian mau curhat soal eneg-nya ngadepin orang posesif, silakan share di comment box ya! Ciao!

0 comments:

Post a Comment